Selasa, 04 Oktober 2016

Laporan Study Wisata Yogyakarta




Post pertama di tahun 2016 setelah fackum 1 tahun :3



  











Halaman Pengesahan

Laporan ini telah mendapat persetujuan dari piha-pihak terkait, dan telah ditanda tangani oleh:


    Pembimbing                                                                                                          Wali Kelas



Lisa Anita M.pd                                                                                                      Siti Lutfiah
NIP. 19781019600212201


                                                          Mengetahui
                                    Kepala Sekolah SMAN 7 Kab. Tangerang


                                                    HARYAWAN, M.Pd
                                                   NIP. 196406031987031007



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan laopran studi wisata.
Dalam menyelesaikan Makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Bapak Haryawan, M.pd selaku Kepala Sekolah SMAN 7 Kab. Tangerang.
2.      Bapak dan Ibu guru SMAN 7 Kb. Tangerang.
3.      Kedua orang tua kami yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada kami baik secara moril maupun materil.
4.      Rekan-rekan XII IPA 2 sebagai teman seangkatan dan seperjuangan yang selalu memberikan dorongan semangat sehingga kami dapat menyusun laporan Study Tour Yogyakarta.
Penulis sadar sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan di waktu yang akan datang. Akhir kata penulis mengharapkan agar penyusunan Laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tangerang, 2015




                                                                                                                           Penulis 
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................I
Daftar isi....................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B.     RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2
C.     TUJUAN PENULISAN.................................................................................................2
D.    METODE.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN ROKOK................................................................................................3
2.      DAMPAK MEROKOK.................................................................................................4
3.      ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK........................................................5
4.      FAKTOR PENYEBAB SESEORANG MEROKOK....................................................6
5.      UPAYA MENGATASI ROKOK..................................................................................7
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN..............................................................................................................8
SARAN..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9





BAB I.  PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kotayang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram (1575-1640), dan sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya. Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian yang sangat kental didalamnya. Dalam hal kebudayaan provinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik ini. Karena itulah kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena jogja mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .


1.2.Tujuan Penelitian/Tujuan Pembuatan Karya Tulis
1.2.1.      Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
1.2.2.      Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia.
1.2.3.      Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
1.2.4.      Menumbuhkan rasa cinta tanah air
1.3. Teknik Pengumpulan Data
1.3.1.      Metode Observasi/Pengamatan
Metode pengamatan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung dilapangan.
1.3.2.      Metode Kaji Pustaka
Kami juga memanfaatkan brosur-brosur, buku panduan dan membuka situs-situs tentang objek wisata yang ada di internet sebagai pelengkap bahan.
1.4. Sistematika Laporan/Penulisan









BAB II
HASIL PENELITIAN

            2.1.   Objek Wisata Candi Borobudur
            Candi Borobudur merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur, magelang, Jawa tengah. Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800-an masehi oleh para penganut agama Buddha wahayana. Dalam sejarah candi Borobudur, terdapat berbagai teori yang menjelaskan asal usul nama candi borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama borobudur kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudara yang artinya “gunung”  (bhudara) dimana dilereng-lerengnya tereltak teras-terasnya.
            Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata Borobudur berasal dari ucapan “parabuddha” yang karena geseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata “barat” dan “beduhur”. Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain dimana bara berasal dari bahasa sansekerta yang artinya  kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah “tinggi”, atau mengingatkan dalam bahasa bali yang berarti “diatas”. Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada ditanah tinggi.
            Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti karang tengah dan kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri borobudur adalah raja Mataram dari wansa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M.
                        2.1.1. Sejarah Singkat Borobudur
Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123 meter (15.129 m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama sampai lanyai enam memiliki bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke  sepuluh berbentuk bulat.
Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga disebut dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi. 
 Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada ketinggian 235 meter diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.
Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata "Kawulan i Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum jam.




                        2.1.2. Candi Borobudur Jaman Sekarang
           
Sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, Candi Borobudur dibangun dengan menggunakan +/- 55.000 m3 batu. Tinggi bangunan ini sampai kepuncak adalah 42 m, dengan lebar dasar 123 m. Tegak dan kokoh menjulang keangkasa dan merupakan bagian dari sejarah yang telah berumur 12 abad. Kapan pastinya candi ini didirikan tidak diketahui dengan pasti. Tidak adanya bukti-bukti tertulis menyebabkan Borobudur penuh kegelapan. Penentuan umur dilakukan dengan memperhatikan dasar corak bangunan candi dan ukir-ukirannya yang menunjukkan corak jawa tengah abad 8 masehi.
            Sejak dibangun pada abad ke 8, sejarah Borobudur timbul tenggelam. Setelah selesai dibangun, borobudur menjadi pusat penelitian dan pengembangan agama buddha. Para pemeluk agama ini, mengunjungi Borobudur untuk mempelajari agama budha. Seluruh rangkaian relief Borobudur berisi ajaran-ajaran agama budha. Pada jaman itu bangunan borobudur menjadi pusat perhatian dan dipuja sebagai bangunan yang suci.
            Namun itu tidak berlangsung lama. Bersamaan dengan surut nya agama budha, Borobudur ditinggal para pemeluknya. Setelah dinasti Cailendra (caila = gunung, indra=raja ) lenyap, Borobudur tak ada kabar beritanya. Berabad-abad borobudur tertutup kegelapan. Tidak ada tulisan ataupun berita tentang Borobudur.
            Seiring dengan berpindah nya pusat kerajaan jawa ke jawa timur, praktis Borobudur tak terurus lagi. Bekas abu letusan gunung berapi yang menyelimuti Borobudur menjadi media tumbuh bagi rumput dan semak belukar. Pohon-pohon kecil mulai bertumbuhan menjadikan Borobudur beralih rupa menjadi gundukan batu yang tertutup semak belukar dan nampak angker sehingga membuat orang takut untuk mendekat.
Pada awal abad ke 18, Gubernur Jendral Inggris bernama Sir Thomas Stamford Raffles, menerima laporan tentang keberadaan candi besar yang tertutup oleh semak belukar. Raffles kemudian mengutus perwiranya, H.C. Cornelius untuk mengunjungi candi besar tersebut, yang ternyata adalah Borobudur. Semak belukar dibersihkan, sehingga nampaklah sebuah candi dengan patung-patung budha yang banyak sekali jumlahnya. Keadan candi memang menyedihkan karena banyak sekali bagian-bagian yang sudah runtuh. Banyak patung yang rusak, kepalanya patah dan lengannya buntung. Sayang pemerintahan Inggris tidak berlangsung lama. Penelitian dan usaha memperbaiki Borobudur menjadi terbengkalai lagi. Nam7n sejak itu Borobudur mulai diperhatikan. Dengan dibukanya oleh Raffles itu, banyak orang yang mengunjungi Borobudur.
            Pemerintah Belanda yang mulai berkuasa lagi, mulai tertarik. Sayang nya tidak semua orang bermaksud baik. Patung dan bagian-bagian candi yang indah banyak diambil orang atau pejabat pemerintah. Salah satu contoh adalah pada tahun 1896, pemerintah Hindia Belanda, melalui Residen Kedu, mengambil depan gerobak penuh patung dan bagian Borobudur yang indah untuk di hadiahkan kepada raja Siam. Raja Chulalangkon memang mengunjungi Borobudur dan sangat tertarik akan patung-patung Budha dari candi tersebut. Maka diangkutlah hadiah dari Belanda itu ke negaranya. Sampai sekarang benda berharga dari Borobudur itu tersimpan di museum bangkok, thailand.
           Pada tahun 1907 sampai 1911 Borobudur direstorasi besar-besaran. Pimpinan restorasi adalah Ir. Th. Van Erp, seorang insinyur Belanda yang berbakat dan memiliki perhatian besar akan nasib Borobudur. Biaya yang sangat besar telah tersedia, Borobudur yang hampir runtuh di bongkar satu persatu. Kemudian batu-batu yang tercecer di kumpulkan. Rangkaian-rangkaian yang terpisah dicari dan disatukan. Percobaan menyusun rangkaian yang sama itu sangat sukar dan lama. Perlu ketelitian dan kesabaran utuk melakukannya dan tidak boleh terjadi kesalahan dalam proses tersebut agar bisa diperoleh bentuk candi seperti semula saat dibangun.
Hasil kerja Van Erp akhirnya memuaskan, meskipun banyak bagian yang sudah hilang, namun borobudur tampak luar biasa. Sayangnya proses alam tak bisa dicegah. Hujan dan kotoran selalu menimpa borobudur, menjadikan lumut tumbuh subur dan beberapa bagian candi mulai miring, renggang, dam amblas. Akhirnya pada tanggal 10 Agustus 1973 pemerintah Indonesia, dengan dibantu dana dan tenaga-tenaga ahli dari berbagai penjuru dunia melakukan proses pemugaran besar-besaran terhadap candi borobudur. Pemugaran tersebut berlangsung hampir sempurna, Arsitektur candi Borobudur memang sangat menarik, terdiri dari tiga bagian utara yakni kaki, badan dan kepala candi. Pada dinding-dinding borobudur terpahat relief-relief. Relief merupakan rangkaian cerita yang dilukiskan dalam satu bingkai (panel) untuk satu adegan. Terdapat ribuan bingkai pada candi ini ditambah dengan ratusan patung budha yang terdapat dalam stupa-stupa maupun relung-relung yang ada pada bagian dinding candi.
            Suatu hal yang unik, bahwa candi ini ternyata memiliki arsitektur dengan format menarik atau terstruktur secara matematika. Setiap bagian kaki, badan dan kepala candi selalu memiliki perbandingan 4:6:9. Penempatan-penempatan