Post pertama di tahun 2016 setelah fackum 1 tahun :3
Halaman Pengesahan
Laporan
ini telah mendapat persetujuan dari piha-pihak terkait, dan telah ditanda tangani
oleh:
Pembimbing Wali
Kelas
Lisa Anita M.pd Siti Lutfiah
NIP. 19781019600212201
Mengetahui
Kepala Sekolah SMAN 7 Kab.
Tangerang
HARYAWAN, M.Pd
NIP. 196406031987031007
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laopran studi wisata.
Dalam menyelesaikan Makalah ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun
materil, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Haryawan, M.pd selaku Kepala Sekolah SMAN 7 Kab.
Tangerang.
2.
Bapak dan Ibu guru SMAN 7 Kb. Tangerang.
3.
Kedua orang tua kami yang selalu mendukung dan memberikan
motivasi kepada kami baik secara moril maupun materil.
4.
Rekan-rekan XII IPA 2 sebagai teman seangkatan dan
seperjuangan yang selalu memberikan dorongan semangat sehingga kami dapat
menyusun laporan Study Tour Yogyakarta.
Penulis
sadar sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan di waktu yang
akan datang. Akhir kata penulis mengharapkan agar penyusunan Laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umunya.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Tangerang, 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................I
Daftar
isi....................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG....................................................................................................1
B.
RUMUSAN
MASALAH...............................................................................................2
C.
TUJUAN
PENULISAN.................................................................................................2
D. METODE.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ROKOK................................................................................................3
2.
DAMPAK
MEROKOK.................................................................................................4
3.
ZAT
YANG TERKANDUNG DALAM
ROKOK........................................................5
4.
FAKTOR
PENYEBAB SESEORANG MEROKOK....................................................6
5. UPAYA MENGATASI
ROKOK..................................................................................7
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN..............................................................................................................8
SARAN..........................................................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................9
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Yogyakarta atau Jogja adalah
sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa yang berbatasan langsung dengan
provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja sering
disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kotayang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta
merupakan pusat kerajaan Mataram (1575-1640), dan sampai sekarang ada Kraton
(Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya. Yogyakarta juga
memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan
kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi Borobudur yang
dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan budaya,
Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian yang sangat
kental didalamnya. Dalam hal kebudayaan provinsi Yogyakarta masih sangat kental
dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak
terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa
pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa.
Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti
bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan
dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis
mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik ini.
Karena itulah kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak
pernah berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena
jogja mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai
zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .
1.2.Tujuan
Penelitian/Tujuan Pembuatan Karya Tulis
1.2.1. Menambah
ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
1.2.2. Mengenal
tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia.
1.2.3. Mengetahui
asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
1.2.4. Menumbuhkan
rasa cinta tanah air
1.3. Teknik
Pengumpulan Data
1.3.1. Metode
Observasi/Pengamatan
Metode
pengamatan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung dilapangan.
1.3.2. Metode
Kaji Pustaka
Kami juga
memanfaatkan brosur-brosur, buku panduan dan membuka situs-situs tentang objek
wisata yang ada di internet sebagai pelengkap bahan.
1.4.
Sistematika Laporan/Penulisan
BAB II
HASIL PENELITIAN
2.1. Objek Wisata Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan
salah satu objek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur,
magelang, Jawa tengah. Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800-an masehi
oleh para penganut agama Buddha wahayana. Dalam sejarah candi Borobudur,
terdapat berbagai teori yang menjelaskan asal usul nama candi borobudur. Salah
satunya menyatakan bahwa nama borobudur kemungkinan berasal dari kata
Sambharabhudara yang artinya “gunung”
(bhudara) dimana dilereng-lerengnya tereltak teras-terasnya.
Selain itu terdapat
beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata Borobudur berasal dari ucapan
“parabuddha” yang karena geseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah
bahwa nama ini berasal dari dua kata “barat” dan “beduhur”. Kata bara konon
berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain dimana bara
berasal dari bahasa sansekerta yang artinya
kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah “tinggi”, atau
mengingatkan dalam bahasa bali yang berarti “diatas”. Jadi maksudnya ialah
sebuah biara atau asrama yang berada ditanah tinggi.
Sejarawan J.G. de Casparis
dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa
Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti karang tengah dan
kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri borobudur adalah raja Mataram dari
wansa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun
824 M.
2.1.1.
Sejarah Singkat Borobudur
Borobudur
dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga
keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini
pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada
saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam
tanah. Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya memiliki tinggi
keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan
candi ini hanya mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara
keseluruhan 123 x 123 meter (15.129 m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur
ini dari lantai pertama sampai lanyai enam memiliki bentuk persegi, sedangkan
mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke
sepuluh berbentuk bulat.
Candi Borobudur adalah candi Buddha
terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi
Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak mulai
awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras
atau biasa juga disebut dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa
Borobudur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi.
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi
Borobudur berada pada ketinggian 235 meter diatas permukaan laut. Ini
berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi
Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian
besar desa-desa yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian
yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.
Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD,
seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu
tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata
"Kawulan i Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi
Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai
pada Candi Borobudur ini mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap
tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan
ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat
kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada
setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca
dengan runtut akan membawa kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum
jam.
2.1.2. Candi Borobudur Jaman Sekarang
Sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, Candi
Borobudur dibangun dengan menggunakan +/- 55.000 m3 batu. Tinggi
bangunan ini sampai kepuncak adalah 42 m, dengan lebar dasar 123 m. Tegak dan
kokoh menjulang keangkasa dan merupakan bagian dari sejarah yang telah berumur
12 abad. Kapan pastinya candi ini didirikan tidak diketahui dengan pasti. Tidak
adanya bukti-bukti tertulis menyebabkan Borobudur penuh kegelapan. Penentuan
umur dilakukan dengan memperhatikan dasar corak bangunan candi dan
ukir-ukirannya yang menunjukkan corak jawa tengah abad 8 masehi.
Sejak dibangun pada abad
ke 8, sejarah Borobudur timbul tenggelam. Setelah selesai dibangun, borobudur
menjadi pusat penelitian dan pengembangan agama buddha. Para pemeluk agama ini,
mengunjungi Borobudur untuk mempelajari agama budha. Seluruh rangkaian relief Borobudur
berisi ajaran-ajaran agama budha. Pada jaman itu bangunan borobudur menjadi
pusat perhatian dan dipuja sebagai bangunan yang suci.
Namun itu tidak
berlangsung lama. Bersamaan dengan surut nya agama budha, Borobudur ditinggal
para pemeluknya. Setelah dinasti Cailendra (caila = gunung, indra=raja )
lenyap, Borobudur tak ada kabar beritanya. Berabad-abad borobudur tertutup
kegelapan. Tidak ada tulisan ataupun berita tentang Borobudur.
Seiring dengan berpindah
nya pusat kerajaan jawa ke jawa timur, praktis Borobudur tak terurus lagi.
Bekas abu letusan gunung berapi yang menyelimuti Borobudur menjadi media tumbuh
bagi rumput dan semak belukar. Pohon-pohon kecil mulai bertumbuhan menjadikan
Borobudur beralih rupa menjadi gundukan batu yang tertutup semak belukar dan
nampak angker sehingga membuat orang takut untuk mendekat.
Pada awal abad ke 18, Gubernur Jendral Inggris bernama Sir Thomas Stamford
Raffles, menerima laporan tentang keberadaan candi besar yang tertutup oleh
semak belukar. Raffles kemudian mengutus perwiranya, H.C. Cornelius untuk
mengunjungi candi besar tersebut, yang ternyata adalah Borobudur. Semak belukar
dibersihkan, sehingga nampaklah sebuah candi dengan patung-patung budha yang
banyak sekali jumlahnya. Keadan candi memang menyedihkan karena banyak sekali
bagian-bagian yang sudah runtuh. Banyak patung yang rusak, kepalanya patah dan
lengannya buntung. Sayang pemerintahan Inggris tidak berlangsung lama.
Penelitian dan usaha memperbaiki Borobudur menjadi terbengkalai lagi. Nam7n
sejak itu Borobudur mulai diperhatikan. Dengan dibukanya oleh Raffles itu,
banyak orang yang mengunjungi Borobudur.
Pemerintah Belanda yang
mulai berkuasa lagi, mulai tertarik. Sayang nya tidak semua orang bermaksud
baik. Patung dan bagian-bagian candi yang indah banyak diambil orang atau
pejabat pemerintah. Salah satu contoh adalah pada tahun 1896, pemerintah Hindia
Belanda, melalui Residen Kedu, mengambil depan gerobak penuh patung dan bagian
Borobudur yang indah untuk di hadiahkan kepada raja Siam. Raja Chulalangkon
memang mengunjungi Borobudur dan sangat tertarik akan patung-patung Budha dari
candi tersebut. Maka diangkutlah hadiah dari Belanda itu ke negaranya. Sampai
sekarang benda berharga dari Borobudur itu tersimpan di museum bangkok,
thailand.
Pada tahun 1907 sampai 1911
Borobudur direstorasi besar-besaran. Pimpinan restorasi adalah Ir. Th. Van Erp,
seorang insinyur Belanda yang berbakat dan memiliki perhatian besar akan nasib
Borobudur. Biaya yang sangat besar telah tersedia, Borobudur yang hampir runtuh
di bongkar satu persatu. Kemudian batu-batu yang tercecer di kumpulkan.
Rangkaian-rangkaian yang terpisah dicari dan disatukan. Percobaan menyusun
rangkaian yang sama itu sangat sukar dan lama. Perlu ketelitian dan kesabaran
utuk melakukannya dan tidak boleh terjadi kesalahan dalam proses tersebut agar
bisa diperoleh bentuk candi seperti semula saat dibangun.
Hasil kerja Van Erp akhirnya memuaskan, meskipun banyak bagian yang sudah
hilang, namun borobudur tampak luar biasa. Sayangnya proses alam tak bisa dicegah.
Hujan dan kotoran selalu menimpa borobudur, menjadikan lumut tumbuh subur dan
beberapa bagian candi mulai miring, renggang, dam amblas. Akhirnya pada tanggal
10 Agustus 1973 pemerintah Indonesia, dengan dibantu dana dan tenaga-tenaga
ahli dari berbagai penjuru dunia melakukan proses pemugaran besar-besaran
terhadap candi borobudur. Pemugaran tersebut berlangsung hampir sempurna,
Arsitektur candi Borobudur memang sangat menarik, terdiri dari tiga bagian
utara yakni kaki, badan dan kepala candi. Pada dinding-dinding borobudur
terpahat relief-relief. Relief merupakan rangkaian cerita yang dilukiskan dalam
satu bingkai (panel) untuk satu adegan. Terdapat ribuan bingkai pada candi ini
ditambah dengan ratusan patung budha yang terdapat dalam stupa-stupa maupun
relung-relung yang ada pada bagian dinding candi.
Suatu hal yang unik, bahwa
candi ini ternyata memiliki arsitektur dengan format menarik atau terstruktur
secara matematika. Setiap bagian kaki, badan dan kepala candi selalu memiliki
perbandingan 4:6:9. Penempatan-penempatan